Thursday, September 24, 2015

Benarkah Kompasianer Ifani ternyata TIDAK anti Korupsi ?

Mengenai foto saya dengan GT telah diklarifikasi oleh Pakde Kartono sendiri. Pertemuan itu ada, ada foto dengan (yang katanya) GT yang keluar untuk sidang, menurut beliau lengkap surat-suratnya untuk persidangan hari itu (setelah tadi saya Tanya per telepon). 
Saya tidak mengetahui bahwa Pakde akan datang bersama yang katanya GT, yang datang bersama Pakde, Bude dan beberapa orang lain dengan 2 mobil. Pas Makan untuk lucu-lucuan Pakde melepas jamnya, diberikan pada yang katanya GT agar di selfie, karena pernah punya artikel soal jam Rolex. Oleh mba Vita Sinaga tanpa pretensi apa-apa menganggap lucu juga, dikirimnyalah foto itu kepada rekan – rekan Kompasianer dan akhirnya tiba disini disebarkan oleh siapa saya tidak tahu. Kenapa saya tertawa waktu difoto, karena Pakde dan Bude yang ada disana, yang difoto jamnya, dianya tidak, GT tidak dikenalkan sebagai GT, dianggapnya mungkin kami tahu, selewat katanya, ini client, tadi dari sidang langsung ke restoran (yang rame itu). Demikian, mereka pun pulang duluan. Bahwa kami kesana tidak ada maksud bertemu GT tetapi bertemu pakde Kartono dan Bude, kalau beliau datang dari pekerjaannya dan ada client dll yang kebetulan ikut, itu diluar tanggungan saya dan diluar sepengetahuan saya.

Yang saya mau bahas disini bukan itu lagi, tetapi usaha untuk mendiskreditkan saya dalam melawan korupsi di artikel-artikel saya, dikarenakan ada foto saya dengan GT tersebut.
Sebelum anda bilang bahwa karya nyata di bidang korupsi sebaiknya ditunjukan dan bukan nulis doang (berpura-pura) mari saya tanya : apakah yang anda pernah lakukan untuk Negara ini menantang bahaya dalam memberantas korupsi, ada tidak ????? ada tidak dari penjuru Amerika sana, dari pelosok tanah air, adakah ?
Kalau tidak ada sama sekali, mari saya tunjukkan siapa yang sudah hadir dalam suatu sidang perang bintang di Negara ini, dengan biaya sendiri, dengan suka rela, memenuhi panggilan sebagai warga Negara untuk ikut memberantas korupsi tanpa paksaan tanpa imbalan, siapa ? diantaranya saya.
Bersaksi dalam kasus korupsi besar di negeri ini, semua orang pasti sudah mendengar, dipihak mana ? di pihak negara, disuruh ? tidak, dipaksa tidak, siapa yang membiayai, saya sendiri, apakah saya diuntungkan ? tidak sama sekali, lalu kenapa mau ????
Karena jiwa yang benar itu tidak hanya dalam kata-kata saja, jiwa yang benar dan kemampuan membedakan baik dan benar itu ada di dalam diri, bukan karena mencari nama, ketenaran atau harta.
Lalu apa arti kesaksian saya ? arti kesaksian saya menyebabkan penyelewengan yang dilakukan terbukti, buktinya darimana ? dicari oleh penyidik, dan ada tanda tangan saya di puluhan lembar bukti itu. Dengan sukarela saya menemui penyidik sampai jam 3 dini hari dan tidak tedeng aling-aling demi pemberantasan korupsi agar rakyat di Negara ini bisa lebih makmur hidupnya tidak diselewengkan kemana-mana dana untuk rakyat.
Anda mau bukti, mari saya tunjukan fotonya, kata anda picture speaks a thousand words, foto ini adalah di pengadilan, diambil media ternama, kelihatan kan ? bukan hoax dan ada kasusnya, kalau jeli mungkin tahu kasus apa tak perlu saya sampaikan, yang jelas memerangi korupsi, cari saja sendiri infonya.
Masih mau bilang saya TIDAK anti korupsi, ngaca dulu ya.
Satu lagi kalau mau ketemu pakde Kartono ya ketemu saja, kalau beliau mau, kalau jadi bingung beliau siapa, termasuk kami-kami ini para sahabatnya lucu-lucuan bilang Pakde itu si ini si itu.
Agar anda tahu, misalnya ada seorang menteri lalu dia nulis yang menyerempet esek-esek untuk lucu-lucuan seperti pakde Kartono, lalu jati dirinya terungkap, geger nanti, orang mikir looooo koq jabatan nya ini, nulisnya gini. Untuk kenyamanan Pakde beliau tak ingin nanti orang kaget dan beliau tak dapat menjadi dirinya sendiri lagi di artikel bercerita ngalor ngidul karena beliau orang terkenal……
Lah sopo…………hak beliau untuk anonym, hak saya untuk menghormati janji tak mengatakannya dan hak anda untuk kepo. Semua orang punya hak, tapi menuduh saya TIDAK anti korupsi, tiada yang berhak, karena saya telah membuktikannya di dunia nyata, mencintai Negara ini dan akan terus menyuarakan hal-hal yang mengganggu rakyat banyak.
Bila kita tak sukses, tak bahagia, tak banyak teman, tak lucu dan tak tenar di dunia nyata, memang kompensasinya bisa saja di dunia maya, kali aja jadi tenar……………sedang orang – orang seperti kami ini yang betul-betul sharing and connecting tidaklah lagi memerlukan hal itu, karena misi kami adalah berbagi, bersilaturahmi dan kalau bisa berkontribusi pada Negara tercinta ini, amin.
Saya sudahi polemik yang diantaranya ditujukan untuk mendiskreditkan saya secara pribadi bahwa saya omong doang soal korupsi. Saya menyanggahnya, memang saya tak ada kontribusi lain, selain pula menjadi pembayar pajak panutan di Jakarta Selatan, saya tidak nilep pajak, tidak mengambil hak orang lain, tidak tipu-tipu dan sudah membuktikannya, berbeda dengan yang hanya bicara saja atau menjadi aktivis dadakan secara tiba-tiba entah apa maksudnya tiba-tiba bela Negara, tadinya kemana tidak tahu kita………….saya telah melakukannya dengan nyata.

3 comments:

  1. Ho oh... perbuatan lebih nyata daripada kata.

    Salam mb Ifani :)

    ReplyDelete
  2. kalau foto yg semobil sama yg katanya GT (nyetir mobil) itu klarifikasinya pripun

    ReplyDelete